Proses Pembuatan BAtik Tulis Madura
Proses pembuatan batik tulis sejak dulu hingga sekarang tidak banyak berubah. Sama halnya dengan proses pembuatan batik Madura. Yang berubah adalah makin beragamnya motif kain batik dan jenis kain untuk membatik. Hal inilah yang membuat batik makin banyak diminati.
Batik tulis menjadi kebanggaan tersendiri dan merupakan karya seni yang bernilai tinggi dibandingkan batik cap maupun batik printing. Seni batik tulis telah dikenal di seluruh dunia, terutama batik Indonesia yang memiliki ciri khas yang unik. Oleh karena itu kita wajib menjaga dan melestarikan batik kepada anak-anak kita nantinya.
Bagi masyarakat Indonesia, dalam sejarah batik tidak hanya sebagai karya seni yang mempunyai nilai tinggi tetapi juga sudah menjadi usaha rumahan yang menguntungkan. Wajarlah kiranya, saat ini usaha batik sangat marak, termasuk di internet banyak bermunculan toko batik online. Bisnis kain batik murah namun berkualitas telah tumbuh menjadi peluang usaha kecil yang mampu membangkitkan perekonomian masyarakat pedesaan.
Proses pembuatan batik tulis sangat rumit dan memakan waktu yang cukup lama. Untuk menghasilkan kain batik dengan motif dan warna yang bagus dibutuhkan beberapa kali proses. Mulai dari proses membuat motif pada kain, pembatikan, pencelupan atau pewarnaan, dan pelorotan atau pencucian ada yang diulang 3 hingga 5 kali proses. Lamanya proses inilah yang mempengaruhi harga sebuah kain batik, disamping jenis bahan kain yang digunakan.
Marilah kita pelajari proses pembuatan batik tulis berdasarkan penuturan seorang pembatik asal kampung batik Banyumas Klampar, Proppo, Pamekasan Jawa Timur bernama Muhali yang membuka usaha batik di pasar batik tradisional Pamekasan Madura.
1. Pemilihan Kain
Langkah pertama yang harus anda siapkan yaitu memilih kain. Anda bisa memilih kain sesuai selera. Intinya kain yang mahal akan memiliki harga yang mahal juga. Macam-macam kain yang sering dipakai sebagai media batik antara lain katun atau primis, organdi, sutera, ATBM, santio, sifon dan lain-lain.
2. Pencucian Kain
Sebelum kain digambar, terlebih dahulu dicuci menggunakan minyak camplong yang sudah dicampur dengan soda (yaitu berupa serbuk yang berfungsi untuk menguatkan warna batik). Tahap ini akrab disebut dengan pengetelan atau diketel yang bertujuan memperkuat warna setelah dibatik agar tidak mudah luntur.
3. Pelorotan
Kain yang sudah dicuci dengan campuran minyak camplong dan soda, dicelup ke dalam air panas. Dicuci kemudian dijemur selama beberapa menit. Ini bertujuan agar sisa-sisa minyak penguat pada kain menjadi bersih.
4. Menggambar motif pada Kain
Penggambaran kain dapat dilakukan setelah ketiga langkah di atas dilakukan. Selanjutnya kain diberi pola gambar menggunakan pensil sesuai motif yang diinginkan. Macam-macam motif di antaranya motif flora dan fauna berupa bunga, kupu-kupu, burung, sirip ikan, motif kayu dan lain-lain.
5. Langkah inti yaitu Pembatikan Kain
Kain yang sudah digambar kemudian dibatik menggunakan canting yang sudah terisi malan atau lilin yang sudah dipanaskan. Untuk membatik kain cukup mengikuti gambar yang ada pada kain. 6. Pencelupan atau Pewarnaan. Kain yang sudah dibatik kemudian dicelup atau direndam ke dalam pewarna yang diinginkan selama 20 menit.
7. Pelorotan atau Pencucian.
Proses pencucian atau pelorotan ini sama seperti langkah ketiga, yaitu dicuci atau dilunturkan menggunakan air panas agar sisa-sisa warna dan malan atau lilin bersih.
8. Proses terakhir yaitu Penjemuran.
Jemur kain ditempat sejuk yang tidak terkontak langsung dengan sinar matahari agar warna kain bagus. Itulah proses cara membuat batik tulis Madura. Jika ingin menambahkan silakan tulis komentar di bawah ini. Dengan belajar proses pembuatan batik tulis ini semoga kita lebih menghargai seni batik sebagai warisan budaya nenek moyang kita. Sumber: Suramadumedia.blogspot.com